Synopsis

Aku adalah seadanya dan kau adalah segalanya.

Pernahkah kau mencintai seseorang melebihi apapun di dunia ini dan pernahkah kau merindukan seseorang hingga tak pernah sedikitpun terlintas di benakmu untuk tak memikirkannya walau hanya sekejap saja, membayangkannya hadir di hadapanmu memandang teduh wajahmu, melempar senyum dan sapaan lembut hanya tercurah untukmu, bercengkrama mesra sebagai pengisi hari-hari burukmu, menggenggam erat tangan kokohnya seakan kau tak mau kehilangannya walau hanya sedetik saja bahkan kau tak mau berkedip dan memalingkan pandanganmu padanya karena kau takut bila dengan sekejap ia menghilang dari sisimu, menghabiskan waktu bersama merasakan hembusan angin yang bercampur dengan napasnya berbicara tentang hari-hari kosong tanpanya bahkan kau rela melakukan apapun agar kau bisa melihatnya walau hanya sekejap mata.

Namun, ketika semua harapan yang kau tulis itu terkabul dan sang takdir membawanya kembali padamu, tapi kau malah memilih untuk menghindarinya, kau tak ingin bertemu dengannya, kau tak ingin dia tahu bahwa kau benar-benar merindukannya di sepanjang hari-hari kosongmu, kau menganggap bahwa semua khayalanmu untuk bertemu dengannya seharusnya tak pernah terjadi dan tak boleh menjadi nyata. Ketika ia menyapamu kau malah bersikap dingin dan acuh tak acuh tuk berusaha menutupi semua perasaanmu, kau membohongi semua rasamu. Bukan karena dia tak berharga lagi bagi hidupmu, bukan juga karena kau telah memiliki pengganti yang lebih istimewa darinya tapi karena...
karena seharusnya ia tak berada disini bersamamu.

Itulah yang kurasakan ketika aku merindukan seseorang yang selama ini menjadi kenangan terindah dalam perjalanan hidupku, pahit manis semuanya terangkum bersamanya dan hanya dengannya.